kecerdasan buatan mengubah industri pertanian
Bagaimana Kecerdasan Buatan Mengubah Industri
Pertanian
Logo Telkom Indonesia Logo Telkomsel Indosat Ooredo
Ads
Ketika sistem kecerdasan buatan (AI) dan mesin
otonom menjadi lebih banyak digunakan di pertanian, maka industri agrikultur
ini akan mengalami perubahan besar.
Seperti apa yang dihadirkan oleh Taranis
sebuah platform intelijen pertanian bertenaga kecerdasan buatan yang
menggunakan proses komputer yang canggih, ilmu data dan algoritma pembelajaran
yang mendalam, sehingga dapat membantu petani dalam mengambil keputusan.
Seperti dilansir dari The Forbes, platform ini
mampu memantau lahan pertanian dan menemukan gejala awal gulma, defisiensi
nutrisi, serangan penyakit atau serangga, kerusakan air dan masalah peralatan. Platform
ini telah digunakan untuk memantau jutaan hektar lahan pertanian di AS,
Argentina, Ukraina, Brasil, dan Rusia.
Taranis adalah platform pertanian bertenaga
kecerdasan buatan kolaborator startup John Deere. Perusahaan startup ini telah
mempekerjakan lebih dari 75 orang di seluruh dunia dan berkantor pusat di Tel
Aviv dan memiliki anak perusahaan di Argentina, Brasil, dan AS.
Taranis mengandalkan sistem kecerdasan buatan
dan pembelajaran mesin. Sementara gambar yang diambil oleh Taranis memiliki resolusi
yang cukup untuk mengawasi seluruh lahan pertanian, tetapi tanpa adanya
otomasi, itu tidak banyak berguna.
Itulah mengapa platform tersebut menggunakan
metode pembelajaran yang sangat detail untuk mengajari perangkat lunaknya
setiap masalah pada setiap tanaman. Ini adalah proses yang sangat kompleks,
yang membutuhkan kumpulan data akurat dari ratusan ribu gejala, yang ditandai
secara manual oleh tim Taranis yang terdiri dari 120 ahli agronomi.
Setelah siap, sistem kecerdasan buatan Taranis
akan membantu memperlihatkan masalah dengan lebih baik sehingga platform dapat
menawarkan resep serta solusi secara otomatis dan akurat dengan lancar.
CEO Taranis juga menjelaskan bahwa sebagian
besar petani telah memberikan tanggapan yang positif terhadap teknologi yang ia
kembangkan. Dia percaya hal tersebut ada hubungannya dengan seberapa visual
platform itu, dan berdasarkan fakta para petani tahu betapa sulitnya mengelola
dan mengawasi lahan pertanian yang begitu luas.
Saat ini, Taranis fokus pada proses otomatisasi
dan memperluas basis datanya pada tanaman komoditas besar untuk
mengidentifikasi lebih banyak penyakit tanaman, jenis gulma dan serangga.
Selain itu, perusahaan startup ini juga sedang
berupaya meningkatkan jumlah aliran sensor yang tersedia untuk mendapatkan
lebih banyak data dari tanah, seperti dengan memanfaatkan sistem irigasi dan
traktor.
Langkah selanjutnya adalah bekerja dengan
perusahaan asuransi tanaman untuk membantu petani mengajukan klaim mereka, dan
perusahaan asuransi untuk memverifikasi klaim tersebut.
Kedepannya Taranis dapat digunakan sebagai
alat audit untuk bank dan pemberian pinjaman pada para petani, merampingkan
keseluruhan proses untuk petani dan perusahaan asuransi. Dengan cakupan dan
informasi yang cukup, Taranis akan dapat membantu petani dan pedagang komoditas
dalam memasarkan produksinya dengan cara yang lebih cerdas.(hh)
Berita Terkait:
Kecerdasan Buatan Bantu Petani Deteksi Penyakit…
Sistem Kecerdasan Buatan Ini Hilangkan Buffering…
Sistem Kecerdasan Buatan ini Mampu Deteksi Penyakit Mata
Cari
Komoditas Pertanian Murah? Gunakan Kawal Harga
Mesin Kecerdasan Buatan Google Dapat Buat Sistem…
Komentar
Posting Komentar